Pages

Thursday, December 27, 2012

Berwisata ke Jawa Tengah, Kenapa Tidak?



Pada tahun 1861, Alfred Russel Wallace berkunjung ke pulau Jawa dan menghabiskan kurang lebih tiga setengah bulan di Jawa. Dalam bukunya yang berjudul The Malay Archipelago, dia mendeskripsikan pulau Jawa sebagai pulau tropis dengan pemandangan paling menarik di muka bumi (bisa dibaca di chapter 7). Bila kalimat itu diucapkan sekarang mungkin terasa sedikit berlebihan. Tetapi jangan khawatir, di propinsi Jawa Tengah kita masih bisa melihat alasan Wallace berkata demikian. Terdapat banyak sekali destinasi wisata. Mulai dari wisata alam yang memanjakan mata, wisata budaya yang memperkaya wawasan, hingga wisata kuliner yang sanggup menggetarkan lidah anda.

"Taking it as a whole, and surveying it front every point of view, Java is probably the very finest and most interesting tropical island in the world." (Alfred Russel Wallace-1861)

Jawa tengah adalah salah satu dari puluhan propinsi yang ada di Indonesia. Jawa Tengah didiami oleh mayoritas suku jawa. Bahasa jawa menjadi prioritas. Akses menuju propinsi ini sangat mudah, bahkan menjadi salah satu yang termudah di Republik ini. Jalan beraspal sudah masuk hingga ke lingkup desa, beberapa pelabuhan siap melayani, jika masih kurang tersedia dua buah bandara untuk menikmati jasa maskapai udara. Berhubung bahasa jawa masih banyak digunakan, tak ada salahnya anda mengerti sedikit istilah-istilah sederhana dalam bahasa Jawa untuk memudahkan perjalanan anda.

Saya mencoba sedikit merangkum beberapa kota atau kabupaten yang menjadi favorit destinasi wisata di Jawa Tengah. Tetapi mohon maaf bila banyak sekali objek wisata yang tidak disebutkan dibawah ini. Ini pun hanya sekedar garis besar tanpa detail. Untuk detailnya bisa dicari sendiri dengan bertanya kepada yang lebih memahami. Kota atau Kabupaten tersebut, antara lain:

Wednesday, December 19, 2012

Sudut Pandang

There are no facts, only intepretations. 

Kalimat tersebut adalah perkataan seorang filsuf Jerman, Friedrich Nietzsche. Sejenak saya renungkan makna atas kata-kata itu. Memang benar dan cukup masuk akal. Tidak ada fakta, hanya intepretasi belaka. Saya mengambil contoh dengan menggunakan sebuah gambar dibawah ini.


Setengah penuh atau setengah kosong, tak ada yang salah. Mungkin semua benar dalam intepretasinya masing-masing. Melihat gambar itu, seolah terlihat bahwa gelas itu setengah penuh, namun juga setengah kosong. Namun apakah dengan demikian gelas itu tidak bisa disebut penuh?