Pages

Tuesday, January 14, 2014

Marketing Terselubung

Sebuah artikel yang ditulis dengan sederhana ternyata mempunyai dampak yang tidak sederhana.


Tentu ini bila kita bicara dalam konteks tertentu, seperti marketing misalnya. Marketing kerap kali diartikan sebagai berjualan walaupun arti sebenarnya adalah memasarkan. Tidak salah memang, karena fungsi marketing adalah untuk berjualan.

Dewasa ini melakukan pemasaran dengan media internet sudah jamak dilakukan. Berbagai situs sudah memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk menjaring pelanggan. Media internet sudah menjadi acuan. Jika kita mencari suatu produk, tentu kata-kata "googling aja", "coba cek di google", "di kaskus ada ngga?" kerap kali terdengar. Bagi para marketer, media informasi berbasis internet adalah keharusan jika ingin produknya laris.

Dinamika kehidupan yang berputar sangat cepat membuat orang-orang tak sadar telah melakukan marketing terselubung. Menuliskan testimonial, mengomentari, bahkan memosting sebuah foto dapat dikatakan sebagai suatu bentuk marketing terselubung. Agar dapat dikatakan marketing terselubung tentu saja harus ada konten marketing didalamnya. Konten marketing adalah hal-hal yang diangaap sebagai kunci untuk menarik pelanggan. Dalam hal ini, sebuah tulisan, foto, maupun komentar miring yang terkait dengan usaha seseorang sudah bisa disebut konten marketing.

Marketing terselubung sendiri adalah sebuah kiasan terhadap orang yang memuat konten marketing tetapi tidak diniatkan untuk melakukan proses marketing. Mengomentari sebuah makanan yang lezat, pelayanan yang memuakan, atau poin-poin plus minus dari suatu produk, dapat dikatakan sebagai proses marketing. Mereka mempengaruhi orang lain untuk membeli suatu produk.

Secara tak sadar, untaian kata-kata yang kita berikan mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan usaha seseorang. Bayangkan bila ada banyak yang menuliskan tentang baiknya pelayanan di bank tertentu, betapa lezatnya makanan di restoran tertentu yang disertai foto makanannya, betapa nyamannya menunggu untuk dilayani di sebuah salon tertentu. Hanya dengan testimonial sederhana namun sanggup membuat orang penasaran untuk mencoba.

Wednesday, January 8, 2014

Selamat Datang Di Tahun Politik

Tahun 2014 erat kaitannya dengan politik Indonesia. Pada tahun ini rakyat Indonesia kembali menikmati suasana demokrasi yang menggelora. Pemilihan presiden dan wakilnya di tahun ini akan menjadi pemilihan langsung ketiga yang diselenggarakan di era pasca demokrasi. Selain pemilihan presiden dan wakilnya, tahun ini juga diwarnai pemilihan legislatif yang poster-poster calonnya sungguh merusak estetika tata kota.

Menjadi presiden Republik Indonesia adalah suatu tantangan maha berat, sebuah pekerjaan yang paling sulit dibandingkan menjadi presiden di negara lain. Berbagai masalah serta ancaman membuat tugas ini menjadi sangat menantang. Namun anehnya, orang-orang justru berlomba untuk mencalonkan diri agar dapat menjadi Presiden Republik Indonesia.

Menjadi presiden berarti menjadi pemimpin. Tugas maha berat ini harus dipikul oleh orang yang memiliki kompetensi dan integritas tinggi. Kompetensi yang meliputi pemahamam terhadap aspek pertahanan keamanan, aspek moneter, hingga aspek kestabilan politik. Integritas tinggi yang memastikan bahwa si pemegang jabatan tetap konsisten melaksanakan tugasnya secara jujur serta berdedikasi.

Pemilu memerlukan kesadaran politik dari tiap aspek yang berkecimpung didalamnya. Sebuah edukasi politik akan melahirkan generasi yang jauh lebih baik. Atas nama demokrasi, edukasi politik seharusnya ditanamkan sejak bangku sekolah dasar.

Edukasi politik seharusnya sudah dijalankan sejak era reformasi, sejak para mahasiswa dengan gagah menolak diam. Tujuannya tentu saja agar rakyat paham bahwa pemilu bukanlah sebuah hal sepele yang menghambur-hamburkan anggaran negara, agar rakyat paham bahwa hasil pemilu tahun ini akan menentukan kesejahteraan mereka sampai 5 tahun kedepan.

Untuk yang sudah paham, inilah saatnya untuk eksternalisasi.