Pages

Wednesday, October 5, 2011

Sebotol Air Untuk Melawan Eksploitasi Anak


Kali ini saya ingin menyampaikan keluh kesah saya atas maraknya kasus eksploitasi anak. Sebuah realita yang kadang kita sendiri masih kurang peduli atau mungkin terlalu lelah untuk membahasnya.

Kadang kala ketika sedang melewati sebuah persimpangan jalan, dimana di jalan tersebut terdapat lampu merah. Hadir sebuah pemandangan yang sudah biasa, yaitu pengamen, pengemis, dan (terkadang) polisi. Dengan dalih tak ada yang mengurus bila ditinggal dirumah sendirian, pengamen dan pengemis itu seringkali hadir dengan membawa anaknya. Anaknya yang masih kecil, terkadang ada pula yang membawa bayi, diajak untuk berhadapan dengan kerasnya kehidupan. Anak yang sudah balita atau minimal sudah bisa berjalan sendiri disuruhnya untuk melakukan pekerjaan serupa. Memang banyak yang tak tega melihat anak kecil mengamen atau mengemis, pasti banyak yang terenyuh sekaligus prihatin melihat ini, sehingga tak sadar uang yang diberi pun lebih banyak.

Maraknya kasus eksploitasi anak ini sebenarnya bukan sebuah berita baru. Sudah sejak lama para pengamen dan pengemis yang menyuruh anaknya, atau mungkin anak sewaan, untuk mencari uang. Dan parahnya, ada orang tua yang cuma duduk dan mengawasi aksi anaknya dari
kejauhan. Betapa malangnya nasib anak-anak tersebut. Anak yang seharusnya menikmati masa kecilnya dengan penuh kasih sayang malah disuruh mencari uang. Asap polusi kendaraan dan debu menjadi ancaman serius bagi kesehatan dan pertumbuhannya, apalagi daya tahan tubuh anak tak sekuat daya tahan tubuh orang dewasa. Bisa dibayangkan bagaimana efek kedepannya.

Sekedar saran saja, yang bisa kita lakukan adalah jangan pernah memberi uang untuk anak kecil tersebut, memberi sebotol air atau sebungkus makanan jauh lebih baik untuk mereka. Kita tau dengan kondisi jalanan yang panas dan berdebu tentu susah untuk mendapatkan air bersih yang layak minum dan makanan bergizi. Roti atau minuman pasti lebih dibutuhkan oleh anak daripada uang yang kemungkinan besar masuk dompet orangtuanya. Jangan memberi uang, karena misi utama dari eksploitasi ini adalah meraup uang sebanyak-banyaknya.

Tak usah pertanyakan peran aparat, tak semua dari mereka peduli dan mau mengurusi hal seperti ini. Justru mereka terkesan "mengizinkan" hal ini karena kurangnya niat untuk memberantas atau meminimalisir masalah eksploitasi anak ini. Karena kata "Prihatin" saja tak cukup untuk membereskan masalah ini.


Dimana orangtuamu, nak?


"Maaf bu, cuma dapet segini"


Salah satu taktik mendapat uang lebih banyak


Mereka haus dan butuh minum

semua gambar diambil dari www.google.co.id

1 comment:

  1. Kadang hal baik justru bisa berdampak buruk secara jangka panjang

    ReplyDelete