Pages

Monday, July 25, 2011

Cerpen: Aku dan Duniaku

Aku dan Duniaku 


Sebuah kata tak pernah cukup untuk menggambarkan ini semua. Setiap ketikan makna, setiap sentuhan halus di mesin ini membuatku terjaga. Ada apa? Mengapa? Kenapa? Semua pertanyaan yang muncul malah membuatku semakin bingung. Anehnya, aku tak pernah bergerak menjauh dari ini semua. Aku merasa nyaman. Merasa kehangatan seperti seakan tenggelam dalam kenangan indah yang terus menerus datang tanpa akhir. Setiap tetes keringat, akan selalu ku anggap itu sebagai pujian, karena tak semua orang pun paham siapa aku dan bagaimana caraku menikmati hidup.

Hey, inilah aku. Sambutlah aku wahai dunia yang indah. Sudah selayaknya kau berada disini, dibawah kakiku ini. Mengapa kau terus sedih wahai duniaku yang indah? Selayang pandang ke atas dan kutemukan bulan dan bintang saling menari. Memberikan keindahan yang takkan pernah bisa ku genggam. Tapi kau berbeda, kaulah duniaku, yang sanggup ku genggam, yang
sanggup ku ijak, dan selalu ada meskipun aku terus menyakitimu sepanjang waktu.

Wahai waktu yang indah, dimanakah kau berada? Dimanakah kenangan-kenangan masa kecilku yang indah? Ketika sepasang tangan meraihku dengan penuh mesra. Ketika sepasang mata memandangku dengan penuh kasih. Kemana perginya kalian? Kenapa kalian tega meninggalkanku sendiri?

Sekelebat cahaya menyambar sudut mataku. Aku menengok dan tersipu. Tak ada orang. Kosong. Aku tersenyum simpul. Kesendirian ini membuatku semakin, ah entahlah, aku pun tak sanggup menemukan kata yang pas untuk menggambarkan ini semua. Yang kutahu, aku hanya sendiri. Cukup itu saja yang perlu kalian tau, selebihnya itu urusanku dengan penciptaku.


3 comments: