Pages

Sunday, July 24, 2011

Puisi Tanpa Judul




Kami berdiri berhadapan, bersahut-sahutan
Sesekali mencoba saling memaafkan
Memori itu terus berputar
Di sebuah ruangan, seorang kakak duduk terdiam
Tampaknya ia sedang berpikir
Mukanya rapuh, dan hatinya hampa

Kami terus berteriak
Seakan bisa memberi semangat
Walaupun kami tau api itu tak mempunyai telinga
          Tiba-tiba hujan turun
          Api yang kesepian itu mulai bergolak
          Mencari-cari kehangatan yang tersisa


Kakak itu beranjak pergi
Meninggalkan sesuatu yang samar
Meja kayu dan kursinya mulai rapuh
Gelap, sunyi, sepi
Tubuhnya hilang ditelan gelombang malam
“Sudahkah kau mengerti?”, tanyaku perlahan


No comments:

Post a Comment