Terlepas dari benar atau salahnya, sebuah pendapat patut untuk
dihargai.
Kebebasan berpendapat telah hadir dan semakin merajalela. Saya
sebenarnya kurang setuju dengan kata “kebebasan berpendapat”. Kata kebebasan
memiliki arti yang luas, sangat luas. Ambigu atau memiliki lebih dari satu
makna. Kata kebebasan saya artikan sebagai suatu keadaan tanpa batas, mutlak. Tanpa
aturan yang mengikat. Seakan seperti sebuah yang banteng yang sedang mengamuk,
yang selalu ingin menghantam apapun dihadapannya tanpa bisa dikendalikan. Kebebasan
memang baik, tetapi bukanlah yang terbaik. Kebebasan dalam berekspresi atau
berpendapat, dapat diartikan memberi pendapat atau berekspresi sebebas-bebasnya
tanpa perlu mempertanggung jawabkan perbuatannya. Bebas yang tanpa larangan,
adalah bebas yang tanpa perlu memikirkan benturan kepentingan, bebas tanpa
batas. Hasilnya jelas: chaos.
Berbeda dengan kata “kemerdekaan berpendapat”. Kemerdekaan memiliki
batasan yang jelas, sebuah keadaan hampir bebas. Bebas yang terbatas. Ada batas
yang jelas. Kemerdekaan berpendapat merupakan sebuah ekspresi untuk berpendapat
dengan masih memikirkan batasan. Batasannya berupa pertanggung jawaban terhadap
perbuatannya. Batasan untuk menghargai
pendapat pihak lain, batasan untuk berekspresi dengan penuh tanggung jawab. Sebuah
kedewasaan dalam menyampaikan pendapat.
Lantas, dimanakah saat ini saya berpijak? Pada kebebasan
yang mewah, ataukah sudah beranjak menuju kemerdekaan yang lebih dewasa?
No comments:
Post a Comment