Pages

Wednesday, September 5, 2012

Refleksi Sebuah Sungai (Pacitan Series-2)



Tulisan ini  merupakan lanjutan dari Pacitan Series. Sebuah series atau tulisan bersambung yang berupa ulasan mengenai suatu tempat wisata yang saya kunjungi. Foto dan isi cerita sepenuhnya berasal dari koleksi pribadi dan fakta-fakta yang saya alami selama perjalanan.

***

Ombak bergulung, pecah, bergerak perlahan menyapu pantai. Terus berulang tanpa lelah. Meski terkesan monoton, justru hal semacam ini yang selalu membuat saya kangen untuk bisa menikmati prosesinya secara langsung. Sambil membiarkan kaki terkena sapuan ombak, saya mulai berjalan menyusuri garis pantai.

Ombak yang saling berkejaran di Pantai Teleng Ria

Berjalan kaki ke arah barat dari Pantai Teleng Ria, saya bertemu dengan sebuah muara. Entah apa nama sungainya, tak terpikir untuk bertanya dengan penduduk. Kemudian saya berjalan lagi menuju utara, menjauhi teluk sambil mengikuti alur sungai. Suasana masih tenang, arus sungai sangat tenang tanpa riak, matahari masih berada sepenggalan dan angin tampaknya masih malu untuk berhembus.

Dua buah perahu tertambat di tepian sungai

Saya berhenti dan menyadari ada sebuah pemandangan indah. Dari tempat saya berdiri terlihat sebuah cermin raksasa. Refleksi pantulannya melahap apa yang ada disekitarnya. Pohon, awan, perahu yang sedang bersandar, hingga sebuah bukit nun jauh disana. Indah sekali. Tak ada yang menyangka ada pemandangan seperti ini di dekat pantai. Pemandangan yang biasanya ditemui saat melihat danau muncul di sebuah sungai di dekat pantai. Sebuah kreasi dari sang pencipta.

Cermin raksasa, salah satu kreasi Sang Maha Kuasa

*sebagian foto merupakan koleksi pribadi saya, sisanya adalah koleksi pribadi rekan saya Ahmad Ali

_____________________
Kunjungi juga: Pacitan Series-1 (Alun-Alun dan Teluk)

No comments:

Post a Comment