Hujan, hujan, dan hujan
Tak banyak harapan yang disematkan dalam bulan ini. Hanya ada beberapa permohonan kecil. Tampak di luar sana orang-orang sibuk berlarian mencari tempat berteduh. Hujan mengguyur perlahan tanpa bisa ditebak. Saya suka aroma hujan, aroma khas yang tercium saat air hujan membasahi tanah. Aroma menenangkan yang memberi kedamaian.
Mungkin postingan kali ini terasa kurang bermakna. Akhir-akhir ini, kehidupan saya berkutat tanpa arah. Berjalan seperti kapal tanpa nahkoda. Layaknya tersesat di gurun pasir yang mendung tanpa membawa kompas. Tak ada kesibukan yang berarti. Cuaca yang penuh misteri membuat saya terpaksa menunda semua rencana perjalanan.
Hari-hari lebih banyak diisi dengan membaca buku, minum kopi, menonton siaran sepakbola, dan kegiatan dalam ruangan lainnya. Tak salah bila postingan ini terkesan seperti curhat, tak apalah, toh saya jarang mendapatkan teman curhat yang tepat.
Telah berpikir untuk menyelesaikan perantauan ini. 6 tahun merupakan waktu yang cukup lama untuk meninggalkan rumah. Saya bersyukur dalam perantauan ini mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luar biasa. Mengenyam pendidikan di salah satu universitas terbaik di kota ini, atau bahkan salah satu yang terbaik di negara ini, merupakan pengalaman paling berharga dalam hidup saya. Semoga saja ilmunya bermanfaat untuk semua orang yang saya kenal.
Seorang teman pernah berkata: "Keberhasilanmu bukan diukur dengan berapa banyak uang yang kau dapat, tetapi dilihat dari berapa banyak orang yang telah engkau bahagiakan".
***
sumber foto: disini
setuju dengan kata2 berapa banyak orang yg telah kau bahagiakan.
ReplyDeletehappy blogging :)
happy blogging for you too :)
Delete