Pages

Thursday, January 10, 2013

Depresi

Berbicara mengenai film memang tak ada habisnya. Semua orang pasti pernah menonton film. Entah film serius atau komedi. Begitu banyaknya genre dalam film menjadikan film sebagai sebuah sajian yang selalu dinanti. Tentu saja semua punya pilihan genrenya masing-masing.


Biasanya mereka yang senang menonton film memilih melihat sinopsisnya untuk mengetahui bagaimana jalan cerita film tersebut. Setelah itu siapa saja artis yang bermain. Seseru apapun jalan ceritanya tak ada artinya bila tak didukung oleh kemampuan artis dalam berakting. Kemudian ada juga yang melihat dari nama sutradaranya. Beberapa sutradara yang tentunya sudah terkenal memiliki pakem tersendiri dalam membuat filmnya. Pakem ini menjadi ciri khas yang nantinya kita nikmati saat menonton film garapan sutradara tersebut.

Industri film di Indonesia mulai menggeliat dengan hebat. Setelah cukup merajai selama beberapa tahun belakangan, film dengan genre horror porno (film dengan judul yang menggunakan kata kunci "pocong" "kuntilanak" yang mengumbar kemolekan tubuh pemeran wanita) mulai terusik. Sedikit demi sedikit kehadirannya mulai tak bisa di jumpai di bioskop-bioskop. Jika masih ada, penontonnya tidak terlampau banyak. Masyarakat sudah bosan melihat film hantu hantuan yang jalan ceritanya mudah tertebak. Monoton tanpa ada kreasi. Agak sedikit kurang kreatif. Namun tak semua film Indonesia jelek, banyak pula yang bagus seperti Gie, Mengejar Matahari, Laskar Pelangi, dan lain lain.

Ide sederhana pun dapat menjadi hebat jika dikemas dengan rapi

Tak bisa dipungkiri bahwa film adalah sebuah media yang asik untuk berkreasi. Kreatifitas dapat dituangkan menjadi sebuah film. Tak perlu ide rumit yang membuat penonton pusing hingga mual. Ini sederhana pun dapat menjadi hebat jika dikemas dengan rapi. Penyajian memang sangat penting, karena itu seorang sutradara dituntut untuk bisa mentransformasikan sebuah ide menjadi karya.

Berbicara mengenai film, saya dan beberapa teman sedang asik mencoba untuk membuat sebuah film pendek. Semua yang terlibat tak ada satupun yang memiliki pengetahuan untuk membuat film. Semua dibuat dengan coba-coba dan suka-suka asalkan hati bahagia. Diperlukan sebuah nyali untuk memulainya, karena kami sadar tak ada satupun perjalanan yang bisa berhasil tanpa ada langkah pertama untuk memulainya.

Ini adalah salah satu karya pertama saya dan teman-teman. Sebuah film singkat berjudul "depresi". Sangat singkat, hanya satu menit dua puluh detik. Rencananya ini akan dibuat sekuelnya, dan film ini menjadi pembukanya. Selamat menikmati.

kekecewaan yang berujung pada depresi

2 comments: