Diantara semua kelebihannya, manfaat facebook yang paling saya kagumi adalah jasanya dalam mengenalkan internet kepada masyarakat. Terutama masyarakat golongan menengah ke bawah.
Beberapa tahun setelah facebook yang mulai bertransformasi menjadi pasar digital, orang-orang mulai kehilangan kenyamanannya. Facebook dipenuhi oleh foto orang orang yang ingin menjual dagangannya. Lapak pedagang bertebaran hingga menyisakan ruang sempit untuk berinteraksi ala jejaring sosial.
Kemerdekaan dalam berpendapat menjadi kenyataan yang mulai terwujud meski sejauh ini hanya sanggup berteriak di dalam ruang ruang maya.
Kemudian muncul virus baru bernama twitter. Sebuah jejaring sosial yang lebih sederhana dan ringan. Para pengguna tetap bisa memasukan foto, link video, tulisan. Tetapi ada batas yang harus diperhatikan, setiap postingan tak boleh lebih dari 140 karakter.
Twitter hadir sebagai pemuas dahaga yang hilang sejak kemerdekaan berpendapat di facebook dirampas para pedagang. Kehadirannya bak oase. Satu hal yang saya suka dari twitter adalah kecepatan perputaran informasi. Sebuah live dari suatu lokasi diinderakan sehingga kita bisa tau kondisi suatu wilayah jauh lebih cepat daripada berita di layar kaca.
Trend memang selalu berubah. 140 karakter dirasa kurang mumpuni untuk menuangkan ide-ide ringan kreatif yang sesekali datang menghampiri. 140 karakter tak cukup menampung sebuah cerpen yang idenya muncul secara spontan. Orang-orang perlu lahan bermain yang lebih luas. Wadah yang lengkap dan dapat menunjang tujuan untuk menyimpan tulisan yang dapat diakses kapan pun dan dimana pun selama ada internet. Blog menjadi solusi praktis yang hadir menjawab itu semua.
Ide ide yang perlu pemaparan lebih lanjut dapat ditampung dengan mudah. Cerita-cerita yang butuh ruang untuk penyimpanan yang bisa diakses kapan pun dapat diakomodasi dengan praktis. Mirip seperti facebook, foto, video dan audio dapat pula dimasukkan. Namun perbedaannya cukup radikal. Blog memiliki misi atau tujuan yang lebih kaku, blog adalah media personal untuk berbagi. Isinya yang sangat subjektif membuat saya menggambarkan sebuah blog sebagai jejaring sosial suka suka. Blog berbeda dengan forum forum digital, meski sepintas terlihat hampir sama.
Potensi sebuah blog belum habis disitu saja. Berbeda dengan jejaring sosial lainnya, blog menawarkan sebuah fasilitas untuk mendulang uang dari sebuah pemasangan iklan. Sebuah tawaran yang menggiurkan sekaligus salah satu alasan yang mendasari ribuan orang untuk membuat blog.
Melihat trend yang selalu berkembang, ada rasa optimis terhadap masa depan blogger di tahun 2013.
Akan lebih banyak orang yang tertarik untuk membuat blog. Kemudahan akses dan rasa seakan memiliki sebuah web pribadi menjadikan blog sebagai mainan yang akan digemari di tahun 2013. Namun saya berharap di tahun 2013 akan ada peningkatan kualitas blogger-blogger di Indonesia. Tak usah muluk-muluk, peningkatan kualitas dapat dimulai dengan rajinnya menambah isi blog. Minimal sebulan sekali. hal itu juga berlaku untuk saya, jika sebelumnya saya menambah isi blog ini sebulan minimal satu postingan maka tahun ini dalam satu bulan minimal ada dua postingan yang dapat anda baca.
bravo blogger indonesia. Media sosial apapun itu, semuanya mengakomodir orang untuk menjadi pribadi yang terbuka.
ReplyDeletesekedar mampir, follow saya ya mas
bravo!
Deleteportofolio melamar pekerjaan? ide bagus
ReplyDeleteHehehe, yang jelas nge-blog itu butuh usaha "lebih" dari "sekedar" berkata-kata saat memajang status entah di Facebook atau Twitter. Biasanya banyak yg surut niat tatkala harus berhadapan dengan kegiatan tulis-menulis.
ReplyDeleteBetul sekali, saya sepakat. Banyak yang blognya ndak diurus karena bingung mau diisi apa
Delete