Tercabik

Lama nian tak bermain disini.

Lama nian ujung pena ini berdiam. Dalam sepi seakan ditelan bumi. Merindukan sosokmu yang mulai redup. Dahaga akan kehadiranmu.

Sudah cukup lama mungkin, kita terbelenggu dalam diam. Saling menatap dengan penuh curiga. Dihadapanmu, sebuah tawa selalu sukses bermertamorfosis menjadi gelisah. Senyummu adalah nestapa. Mesin pembunuh yang tiada duanya.

Kau adalah pesona. Suatu bentuk abstrak terbaik yang pernah ada. Duka adalah saat kau pergi, menghilang tanpa kabar. Dengan sombong sibuk menutup diri seakan tak mau berjumpa.

Lama nian tak berjumpa. Kemana saja kau? Aku butuh dirimu. Ribuan tulisan sudah menanti untuk dilahirkan. Kembalilah, wahai inspirasi. Masih ada angan-angan yang harus dicapai!