Pages

Saturday, May 14, 2011

Seberapa hebat ketaatan kalian?

Saat ini, hampir setengah atau bahkan lebih penduduk bumi beragama. Hampir semua mempercayai bahwa hidup kita diatur oleh sesuatu kekuatan besar yang memiliki kemampuan jauh diatas kita. Ya, itulah Allah, sang pencipta. Okelah, gw batasi ulasan ini kedalam agama gw sendiri. Ini semua muncul karena pemikiran gw yang selama ini dipenuhi oleh tanda tanya.

Kalian pasti tau, kalo agama ada karena manusia perlu “sesuatu” untuk membimbing hidupnya. Sesuatu yang membuat mereka menjadi lebih nyaman dalam bersikap dan berinteraksi antara sesama makhluk hidup. Makhluk hidup yang gw maksud tak cuma manusia, tapi termasuk juga hewan dan tumbuhan. Keteraturan itu dirasa perlu karena saat itu manusia cenderung bersikap seperti bintang. Tak punya nurani dan belas kasihan.
Dalam ajaran agama gw ini, dikenal suatu istilah yang efeknya terasa sampai saat ini. yaitu dosa dan pahala. Dosa adalah suatu ganjaran akibat perbuatan kita yag tak sesuai dengan tuntunan agama, sedangkan pahala merupakan hasil dari perbuatan kita yang semata dilakukan sesuai dengan kaidah agama kita. Dalam hal ini, kebingungan gw mulai tampak seiring pemahaman tentang tujuan adanya dosa dan pahala.

Realita yang ada menunjukkan bahwa sampai saat ini kitab suci masih menganggap kita tak ubahnya seperti binatang. Mengapa demikian? Polemik ini muncul sehubungan ada prinsip pahala dan dosa. Coba bayangkan, bagaimana anda sekalian mengajari atau melatih sebuah binatang untuk tampil dalam sebuah acara pertunjukan. Tentu saat dilatih secara tidak sadar kita menggunakan prinsip dosa
dan pahala. Apabila binatang tersebut berbuat sesuai dengan kemauan kita maka kita beri imbalan (pahala) berupa makanan kesukaannya, tetapi apabila salah maka akan kita pukul (dosa). Begitupun ajaran-ajaran terhadap orang-orang terdahulu kita. Mereka digambarkan surga dengan begitu indahnya, dan neraka dengan sangat buruknya. Semua ini semata-mata hanya untuk membuat mereka taat beribadah. Sifat mereka yang seperti binatang membuat prinsip pahala dan dosa sangat efektif untuk mengajari mereka tentang agama. Nah, ini masalahnya. Akibatnya, mereka tidak mengetahui secara pasti apa makna dari agama tersebut. Yang mereka ketahui adalah mencari pahala sebanyak-banyaknya dan mengurai dosa seminimal mungkin. Dan inilah kenyataannya, kita tak mau melakukan ibadah apabila ibadah tersebut tak mempunyai pahala, atau kita terlalu takut melakukan sesuatu karena takut dosa.

Apakah selama ini kita beribadah hanya karena pahala? Apakah selama ini kita berhati-hati dalam hidup hanya karena dosa? Alangkah hebatnya kita. Tak pernah kita tau kemana perginya sang pencipta karena yang selama ini kita cari adalah pahala-Nya. Bahkan kita tidak tau kalau agama bukan hanya tentang persoalan dosa dan pahala. Sungguhlah kita menjadi orang yang sangat merugi, menjadi sosok yang gila terhadap imbalan.

Bagaimana jika kemudian timbul pertanyaan seperti ini: jikalau seandainya tak ada satupun ibadah yang diganjar dengan pahala, akankah kalian tetap patuh beribadah kepada-Nya? Jikalau tak ada dosa apabila kalian melanggar perintah agama, akankah kalian tetap berpegang teguh terhadap ajaran dari agama kalian?

1 comment:

  1. wah kalo ngomongin agama ane takut berkomentar...ilmu agama ane dikit hehehe
    yang penting berbuat menurut hati aja

    ReplyDelete