Pages

Sunday, July 3, 2011

Balutan demokrasi dalam ranah industri musik



Pada suatu ketika, saya tak sengaja nyasar ke sebuah blog yang mengangkat tentang indie label dalam industri musik indonesia. Berhubung lupa link nya, jadi mohon maaf dengan sangat tak bisa saya cantumkan. Disana, penulis itu, yang tentunya seorang pengamat musik, memberikan ulasan yang menarik hati sekaligus membuat saya penasaran untuk menyebur kedalam indahnya musik indie yang sedang bergelora menantang serbuan major label. Tak terasa waktu demi waktu habis digunakan untuk melahap dan mengunduh lagu-lagu mereka.

                Dan memang, musik mereka hebat. Karya mereka begitu orisinal dan memang dibuat sebagai karya. Karya mereka dibuat dengan ikhlas, sesuai idealisme masing-masing. Tak terpengaruh trend maupun oleh serbuan permintaan pasar. Begitu mandiri, bebas, dan seakan ada
pesan terselubung. Pesan yang lebih mengarah kepada kritik sosial maupun pengakuan akan jatidiri. Bukan sekedar jualan murah yang dibumbui dengan skandal miring sebagai iklannya.

                Mungkin inilah arti demokrasi dalam berkarya. Dimana kebebasan dapat dituangkan seindah-indahnya. Dimana sebuah perbedaan menciptakan keistimewaan. Dimana pembuatan karya tak ditentukan selera pasar. Demokratisasi tanpa kerusuhan, tanpa pengrusakan. Demokrasi yang merasuk kedalam sebuah karya.

                Dan akhirnya, diujung paragraf tercetus sebuah kalimat pamungkas untuk menggambarkan perjuangan mereka. “Pada dasarnya semua karya itu bagus, selera kita yang membuatnya menjadi jelek”. 

3 comments:

  1. saya akui itu,banyak musisi indie yang jauh lebih hebat musikalitasnya tapi tak terdengar gaungnya di televisi karena musik mereka tidak mengikuti apa yang di inginkan oleh pasar. Padahal kalo boleh jujur lagu-lagu mereka enak buat didenger.

    ReplyDelete
  2. setuju dengan "semua karya itu bagus,selera kita yang membuatnya menjadi jelek".

    ReplyDelete
  3. @gulali jawa: musisi indie masih dianggap terlalu "liar" dan agak susah diatur, jadi hanya sedikit produser yang tertarik. padahal secara kualitas pun tidak kalah.

    @achmad rizal: sip!

    ReplyDelete