Pages

Thursday, July 14, 2011

Inikah Awal Dari Revolusi PSSI?


               Hari ini, saya mendengar sebuah berita yang kurang sedap. Berita terkait pemecatan pelatih timnas senior, Alfred Riedl (ini sumbernya). Betapa tidak mengejutkan, jika menilik dari prestasi yang diberikan oleh Alfred Riedl (yang selanjutnya saya singkat menjadi AR) yang mengantarkan Indonesia menjadi finalis piala AFF kemarin. Namun bukan hanya itu poin penting dari prestasi AR.
               Satu hal yang harus digarisbawahi adalah AR mampu membuat seluruh rakyat Indonesia kembali bangga dan bersuka cita mendukung timnasnya. Sebuah prestasi yang tak ternilai oleh piala dan medali. Saat ini siapa yang tak kenal sosok pemain timnas seperti Irfan Bachdim, Cristian Gonzales, Firman Utina, bahkan Okto Maniani.
               Dibawah asuhan AR permainan timnas menjadi lebih memukau. Pelatih cerdas yang memiliki sikap rendah hati karena tak mau merayakan gol dengan alasan takut menyinggung perasaan tim lawan. Sosok tegas yang berani mencoret kapten persipura, Boaz salossa, yang
terkait masalah disiplin. Tak hanya itu, semua pemain timnas pun segan dan respek kepadanya.

               Namun alangkah terkejutnya, setelah beberapa hari dipilihnya ketua PSSI yang baru, Djohar Arifin Husin, justru AR dipecat dari jabatannya. Ini semakin menambah kisruh saat Arifin Panigoro ikut bersuara setuju terhadap pemecatan itu. Ada suara miring yang menyatakan bahwa Djohar Arifin Husin merupakan tangan kanan dari Arifin Panigoro. Semoga saja tidak.

                Sebab dari dipecatnya AR tak lain karena masalah kontraknya dengan PSSI yang kurang jelas. Karena disebutkan bahwa AR mengadakan kontrak personal dengan Nirwan Bakrie yang saat itu statusnya adalah wakil ketua PSSI. Sedangkan seharusnya AR menandatangani kontrak dengan intitusi PSSI bukan dengan orang pribadi. Inilah sebuah fakta yang memicu pemecatan AR sebagai ketua PSSI.

                Apabila mau kritis sedikit, ada kalanya sebuah intitusi besar seperti PSSI pasti memiliki sebuah staf yang terdiri dari orang-orang cerdas yang mengerti masalah hukum. Lantas dimanakah orang-orang ini saat pembuatan kontrak antara AR dengan PSSI yang dianggap diwakili oleh Nirwan Bakrie? Jika memang PSSI tak mengerti tata cara pembuatan kontrak, layakkah disebut sebagai organisasi yang dikelola secara profesional?

Jikalau memang dari awal kontrak pelatih timnas bermasalah, mengapa tak ada satupun pihak PSSI yang peduli terhadap hal ini? Mengapa harus menunggu sampai pergantian jabatan untuk mengoreksi hal ini? Suatu hal yang aneh untuk sebuah organisasi yang dikelola secara profesional.

             Poin berikutnya yang ingin saya komentari ada pada penyebutan kata “PSSI memecat Alfred Riedl”. Memecat memiliki pengertian bahwa ada hubungan kerja yang sah dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Jika alasan yang digunakan adalah kontraknya tak jelas sehingga bukan bekerja dengan PSSI maka bisa dinyatakan bahwa PSSI tak bisa dikatakan memecat AR. Dikatakan memutus hubungan kontrak juga tak pantas karena katanya memang tak ada hubungan kontrak secara resmi.

Selanjutnya perlu sebuah penegasan lagi, yang didasarkan bukti tertulis dari kontrak tersebut. Apakah didalam kontrak disebutkan bahwa Nirwan Bakrie dalam hal pembuatan kontrak mewakili PSSI, dan surat kontrak dibuat dengan kop resmi PSSI atau tidak. Apabila diketahui bahwa Nirwan Bakrie tidak dinyatakan mewakili PSSI, sehingga bertindak atas nama pribadi dan terbukti menggunakan kop resmi milik PSSI maka ada indikasi penyalahgunaan wewenang oleh mantan wakil ketua PSSI tersebut. Tapi sampai sejauh ini saya belum tau masalah ini karena belum melihat langsung bentuk dan isi kontrak tersebut.

Tapi kalau hanya kontrak yang bermasalah dan bukan karena ketidakcakapan AR dalam melatih, tentunya bisa dibuatkan kontrak baru yang lebih tegas dan sah sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa perlu mengganti pelatihnya. Namun jika tidak, ada prasangka bahwa ketua PSSI yang baru ingin merevolusi PSSI secara totalitas. Ataukah malah menunjukkan sikap pengecut dengan berlindung dibalik alasan kontrak untuk mempertahankan pamor dimasyarakat karena mengganti salah satu pelatih terbaik yang dimiliki timnas.

Memang kelihatannya agak rumit, tapi itu merupakan sebuah analisis asal dari saya pribadi, sehingga jika masih ada banyak kekurangan mohon sekiranya dikoreksi.

2 comments:

  1. kita berdo'a saja dengan ketum baru ini bisa membawa perubahan buat PSSI kita tercinta ini.Dan soal pemecatan coach AR itu menurut gw kurang tepat.karena ditangan Dia Timnas bisa lebih bagus dari yg sebelumnya.tapi itu kembali ke tangan pengurus PSSI.semoga saja di tangan dia timnas kita bisa lebih baik ke depannya.

    ReplyDelete
  2. Saya sangat setuju dg kalimat "Tapi kalau hanya kontrak yang bermasalah dan bukan karena ketidakcakapan AR dalam melatih, tentunya bisa dibuatkan kontrak baru yang lebih tegas dan sah".

    Tp siapapun pelatihnya, dan pemainya, kita tetap harus dukung penuh tim Garuda utk lebih berprestasi dari sbelumnya.

    dan tak lupa mengucapkan terima kasih pada sosok "Alfred Riedl".
    Smoga berjumpa lagi, dalam keadaan yg lebih baik.

    ReplyDelete