Pages

Tuesday, May 15, 2012

Sarana Komunikasi Strategis yang Miskin Kreatifitas

Siapa yang tak kenal TVRI? Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan retoris, semua orang Indonesia pasti kenal TVRI. Bila pertanyaannya diubah menjadi: "Dalam sehari berapa lama waktu yang anda habiskan untuk menonton TVRI". Adakah yang bernyali untuk menjawab?


TVRI adalah stasiun televisi nasional tertua di Republik Indonesia (mohon diralat jika saya salah). Dewasa ini popularitas TVRI sudah mulai tergusur oleh kehadiran berbagai Stasiun TV swasta. Beberapa yang populer seperti RCTI, SCTV, duo TransTV, dan masih banyak lainnya.

Jujur saja, saya sendiri bingung dengan keadaan TVRI. Sebuah stasiun TV yang memiliki cabang di penjuru Indonesia karena hampir semua propinsi memiliki kantor perwakilan TVRI, bisa-bisanya menjadi salah satu stasiun TV yang sepi peminat dan sekarat. Padahal melihat dari luas jangkauannya, sudah tentu TVRI sanggup bersaing atau bahkan menjadi panutan dalam industri pertelevisian. Bayangkan saja, saat stasiun TV baru seperti KompasTV dan stasiun TV komunitas (TV siaran lokal atau TV yang hanya ada di daerah tertentu) masih sibuk memikirkan modal dan jangkauan siaran, TVRI sudah tak perlu pusing karena memiliki kantor cabang di hampir semua wilayah Republik ini dan setiap tahun pasti mendapat "sumbangan" dari negara. Tapi kenapa potensi ini tak bisa digunakan?

Bahkan dengan keunggulan jumlah cabang setiap daerah seakan tak berarti saat harus bersaing mencari popularitas dengan TV Swasta. Bayangkan dengan keunggulan jumlah SDM, Modal, Fasilitas, hingga kemudahan izin siaran, TVRI masih tak mampu menjadi raja di rumah sendiri. Ada apa gerangan?

Jika uang menjadi kendala, tengoklah KompasTV. Stasiun TV swasta seperti KompasTV yang masih berumur tak sampai sepertujuh umur TVRI pun sudah mulai menggeliat dan menebar ancaman dalam persaingan industri pertelevisian. Dengan modal yang masih minim pun, KompasTV mampu mengemas sebuah acara secara menarik dan kreatif, membuat para penonton menjadi betah dan lupa waktu. Bandingkan dengan TVRI yang memiliki dana besar tetapi masih setia menghadirkan acara-acara basi yang miskin kreatifitas yang seakan memberi pilihan ke pemirsa untuk segera mematikan televisi atau beralih menyaksikan siaran TV swasta.

Sebetulnya banyak sekali potensi dari TVRI, salah satunya adalah jangkauan siaran. Saat stasiun TV swasta lain tak mampu menembus belantara dan pelosok  pedesaan, kemampuan TVRI tak perlu dipertanyakan lagi. Jika keunggulan ini dikelola secara profesional dan kreatif, tentu slot iklan di TVRI akan jadi rebutan. Selain itu pemerintah pun dapat dengan mudah menyosialisasikan program-program yang perlu diketahui oleh masyarakat, seperti pengumumam mengenai kebijakan publik hingga pemberitahuan mengenai berlakunya suatu peraturan perundang-undangan terbaru. Imbasnya tentu saja positif, TVRI akan menjadi sarana komunikasi yang strategis sekaligus sumber pemasukan negara.

Pemerintah perlu mengkaji ulang dan merevisi lagi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran serta Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2005, khususnya mengenai komersialime dan pendanaan terhadap Lembaga Penyiaran Publik. Selama ini hal tersebut yang menghilangkan kreatifitas dan menyebabkan materi acara TVRI selalu kaku. Komersialisme dilakukan sepanjang digunakan untuk menutup anggaran pengelolaan, tetapi tetap harus memberi batasan yang nyata untuk tidak memasukkan unsur-unsur yang sekiranya berpotensi mengganggu kerekatan sosial dalam bermasyarakat. Akan lebih baik bila TVRI berfungsi secara optimal selayaknya stasiun televisi, tidak memberatkan APBN, dan bisa mandiri mencari dana sendiri. Bahkan sudah selayaknya setiap tahun TVRI ikut berkontribusi dalam menambah pemasukan untuk APBN.

6 comments:

  1. TVRI, kalau saya nonton TVRI entah kenapa perasaan tivi berubah jadi tivi jadul

    ReplyDelete
    Replies
    1. dibalik segla potensinya, itulah salah satu dampak dari miskinnya kreatifitas acara-acara di TVRI

      Delete
  2. saya masih nonton TVRI kalau pas hari sabtu/minggu jam 5 pagi karena kajian Islamnya bagus :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. akhirnya ada juga pemirsa setia TVRI :)

      Delete
  3. kurangnya TVRI itu komposisi acaranya yang kurang menarik, kurang variasi, ulasan kelengkapan berita masih kurang jika dibandingkan sm stasiun TV berita (TV one, Metro TV, dari segi hiburan kurang begitu menonjol perpaduannya dengan hiburan modern, pengisi acara mungkin banyak dari kalangan lansia kali ya,.hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. tim kreatif TVRI seakan kurang kreatif, acara terlalu monoton dan kurang variasi hiburan

      Delete