Enam
Ini
adalah tahun keenam saya berpuasa di kota ini. tahun keenam saya berpuasa jauh
dari keluarga dan orangtua. Tahun keenam saya menjadi perantau. Tahun ini saya
benar-benar bersyukur, sebuah tahun yang diawali dengan sebuah resolusi tentang
harapan baru. Harapan untuk pergi meninggalkan kota ini dengan kebanggaan. Harapan
untuk memulai kehidupan baru yang lebih menantang. Harapan untuk terus
membahagiakan kedua orangtua saya.
Bagaimanapun
hasilnya, ini bukan sebuah ode perpisahan. Ini adalah sebuah coretan ringan,
celotehan singkat. Sebuah awal baru akan ada setelah fase ini, dan saya yakin
tantangan berat selalu ada dibalik setiap kisah. Diawali semacam tawaran untuk
hidup di kota yang benar-benar berbeda dengan lingkungan asal, enam tahun lalu.
Melewati jalan yang lebih gelap dan tanpa arah. Serta akhirnya melihat sebuah
titik cahaya harapan di ujung jalan. Sepahit apapun, sebuah perjuangan akan
terasa manis jika hasilnya sesuai harapan.
Anggaplah
ini euforia, sebuah keberhasilan menaklukan sebuah fase dan memasuki fase
selanjutnya. Sebuah euforia keceriaan dibalik kesedihaan yang melemahkan
harapan. Kegembiraan, keceriaan, kepuasan, yang saya tau ini akan terjadi
sangat singkat. Bagaimanapun saya harus terus berjuang, membiasakan diri
menghadapi tantangan. Bagaimanapun jadinya, sebuah berlian harus selalu
disakiti, dipukul, diasah, disiksa sedemikian rupa agar menjadi sebuah permata
indah yang tak ternilai harganya.
Pedang terbaik
berasal dari sebatang logam yang terus dipanaskan, dipukul, dicelupkan ke air,
berulang-ulang, dan diasah hingga mendapatkan ketajaman yang diinginkan. Fase yang
luar biasa sakit, sangat sakit. Namun setelah itu, kita mendapatkan pedang
terbaik. Semua rasa sakit seakan sirna, dan hanya menyisakan sebuah kepuasan.
Tibalah
diujung cerita. Pertanyaan untuk sebuah fase baru pun bermunculan. Semua berceloteh
ringan, saling berbisik, pada akhirnya hanya pertanyaan yang terdengar. Seseorang
dengan penuh kesombongan dengan lantang bertanya, “Kemana lagi akan kau
langkahkan kaki kecilmu?”
Selamat telah menemukan cahaya di ujung perjalanan dalam fase ini ^^
ReplyDeleteAkan pindah dari Jogja?
Terima kasih mbak dweedy. Untuk waktu dekat sih belum ada rencana mbak, tapi ada saatnya aku kembali untuk menetap di kota kelahiranku itu :)
Deleteselamat bro :)
ReplyDeleteTerima kasih bro :)
Delete