Pages

Monday, September 10, 2012

Mengejar Senja di Pantai Watukarung (Pacitan Series-5)


Tulisan ini merupakan tulisan terakhir yang menjadi penutup dari Pacitan Series. Sebuah Series atau tulisan bersambung yang berupa ulasan mengenai suatu tempat wisata yang saya kunjungi. Foto dan isi cerita sepenuhnya berasal dari koleksi pribadi dan fakta-fakta yang saya alami selama perjalanan.

***

Setelah sebelumnya puas bercengkrama di Pantai Klayar, perjalanan dilanjutkan ke arah timur menuju Pantai Watukarung. Pantai Watukarung terkenal karena ombaknya yang indah. Perjalanan dari Pantai Klayar menuju Pantai Watukarung harus ditempuh dengan gagah berani. Beberapa tanjakan menantang serta jurang di kiri dan kanan menghiasi rute perjalanan kali ini.

Inilah salah satu sisi Pantai Watukarung

Inilah Pantai Watukarung, sebuah surga di selatan Jawa. Pantai ini sedikit curam, namun semakin landai saat mendekati air. Pasir putihnya yang halus dengan genitnya mengelus telapak kaki. Batu karang berserakan di bibir pantai, menjadi rumah bagi ikan kecil, kepiting, keong, dan berbagai rumput laut. Ombak biru saling bergulung dengan mesra seakan sedang menyapa dari kejauhan. Sebuah pulau terlihat seperti Tanah Lot dengan ukuran jumbo menarik perhatian saya. Di dekat pulau itu ombak paling indah bergulung sempurna, sebelum akhirnya pecah berserakan. Dengan ombak dan pemandangan yang cantik, pantai ini menjadi rekomendasi saya bila sedang berwisata ke Pacitan.

Pulau karang yang di kanan mirip Tanah Lot Bali

Menurut penuturan penduduk lokal, bila menjelang siang banyak peselancar yang mencicipi lezatnya ombak di Watukarung. Tapi tidak setiap saat kita dapat menikmati kenikmatan berselancar di Pantai Watukarung, ada bulan-bulan tertentu dimana ombak cocok digunakan untuk berselancar. Saat berkunjung kesini tak ada wisatawan yang berselancar. Hanya terlihat segelintir wisatawan yang mengunjungi pantai ini, baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing. Akses yang cukup menantang dan publikasi yang masih minim menjadi jawaban atas minimnya jumlah wisatawan yang hadir.

Duduk, pilihan lain menikmati pantai ini

Menikmati pantai ini tak melulu harus basah bermandikan air laut. Duduk-duduk dipinggir pantai memandang ombak yang beriringan sambil menyeruput kelapa muda sudah memberi kenikmatan tersendiri. Bisa juga merasakan kelembutan pasirnya sembari berjemur. Meskipun jumlahnya masih sedikit, disekitar pantai ini terdapat beberapa penginapan dengan harga bervariasi. Dari rumah penduduk yang disulap menjadi homestay hingga cottage yang menawarkan fasilitas kolam renang. Membawa tenda dan berkemah disekitar pantai pun menjadi alternatif lain untuk bermalam di pantai ini.

Senja pun tiba. Matahari mulai turun perlahan diiringi dengan semburat jingga di ufuk barat. Beberapa penggunjung yang jumlahnya hanya segelintir mulai sibuk mengeluarkan kamera dan mengabadikan momen tersebut. Dahaga saya terpuaskan, perjuangan melewati tanjakan curam sudah terbayarkan. Lunas dan kontan.

Senja, dengan matahari yang mengintip malu dibalik awan

Senja, dengan matahari yang mulai ditelan awan

Senja, matahari sudah hilang ditelan awan


*sebagian foto merupakan koleksi pribadi saya, sisanya adalah koleksi pribadi rekan saya 
Ahmad Ali
_________________________
Kunjungi juga: 
Pacitan Series-5 (Mengejar Senja Di Pantai Watukarung)
Pacitan Series-4 (Seruling Laut dan Sphinx Di Tepi Pantai)
Pacitan Series-3 (Transformasi Goa Gong)
Pacitan Series-2 (Refleksi Sebuah Sungai)
Pacitan Series-1 (Alun-Alun dan Teluk)

6 comments:

  1. Terima kasih ya, mari saling berbagi :)

    ReplyDelete
  2. salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
    jujur dalam segala hal tidak akan mengubah duniamu menjadi buruk ,.
    ditunggu kunjungan baliknya gan .,.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Matur nuwun udah mampir, semoga harimu indah kawan ;)

      Delete
  3. Mas, minta izin sedot gambar sunsetnya, boleh? Terima kasih. :)

    ReplyDelete